“Kerana Mulut Badan Binasa” peribahasa Melayu yang selalu mengambarkan bahawasanya mulut ataupun percakapan mungkin menjadi punca kepada pergaduhan atau permusuhan. Oleh yang demikian, jika kita berada dalam situasi ingin menjaga perasaan seseorang walau dalam tidak bersetuju dengan idea yang diketengahkan, kita perlulah senyum. Bukan bermakna kita bersetuju, tetapi memberi perhatian kepadanya mengutarakan pendapatnya, setelah itu, barulah kita menyuarakan pendapat kita dalam keadaan susun kata yang baik dan dalam masa yang sama tidak menyinggung perasaan orang lain.
Rasulullah SAW telah bersabda, Maksudnya:
" Barang siapa percaya dengan Allah dan dengan hari Akhirat, hendaklah dia bercakap baik atau diam."
Rasulullah SAW bersabda
“ Kalau boleh cakap baik, cakaplah kerana Allah, kalau tak boleh, kita diam, diamlah kerana Allah.”
Rasulullah SAW bersabda :
“Pangkal segala perkara adalah agama Islam, tiangnya solat lima waktu dan puncak dari segala perbuatan baik adalah jihad, lalu Rasulullah bertanya lagi ? Mahukah aku tunjukkan kunci pembuka semuanya ? Dia menjawab ? Baik ya Rasulullah. Rasulullah SAW bersabda :’Jagalah ini (mulut/lidah) sambil beliau pegang. Dia bertanya lagi: ‘Ya Rasul, adakah tuntutan bagi perkataanku semuanya ? Rasulullah menjawab : “ Celaka kau, ketahuilah kebanyakan manusia terjerumus ke jurang neraka, akibat ucapan yang keluar dari lidahnya.” (Musnad Imam Ahmad No.21511 / Tirmidzi No. 2616 / Ibnu Majah No. 3973).
Dari Abu Sa’id Al Khudri, Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila waktu pagi tiba, anggota tubuh seseorang memberi peringatan kepada mulut atau lidah, katanya: ? Hai mulut, berhati-hatilah kamu dalam menjaga keselamatan kami, sebab selamat atau tidaknya kami tergantung kepadamu, jika engkau selalu lurus maka selamatlah kami, tetapi jika kau menyimpang atau sesat maka kami pun ikut sesat pula.” (Musnad Imam Ahmad No. 11498 / 11908 / Tirmidzii 2407)
Jabir Ibnu Abdullah, Rasulullah SAW bersabda:
Siapa saja yang mencintaiku, maka ia akan duduk denganku di dalam majlis di hari perhitungan nanti, mereka adalah orang yang memiliki perwatakan yang baik (memiliki keperibadian Islam) dan mereka yang membenciku, maka ia akan jauh dari majlisku pada hari perhitungan nanti, mereka adalah at-tatharun, iaitu orang-orang yang banyak bicara (terutama membicarakan sesuatu yang tidak islami) dan mereka ketika berbicara dengan keras (al-mudashadikun- ketika kamu menekankan kata yang membuat pembicaraan menjadi panjang dan diiringi oleh ekspresi wajah) dan mutafayqihun- mereka adalah orang-orang yang tidak terpelajar, tetapi berkata tentang fiqh berdasarkan pemikirannya sendiri (atau memberi fatwa). Sahabat bertanya:‘Kita tahu bahwa mereka banyak bicara, kita tahu tentang mereka yang berbicara keras tetapi apakah mereka adalah orang-orang yang alim ? Rasulullah SAW menjawab: “mereka adalah orang-orang yang sombong dan tidak memiliki ilmu pengetahuan.” (Musnad Imam Ahmad No.17278/Tirmidzi 2018/Sharh muslim XII hal 10)
Comments