Kesan dari Pendidikan yang sempurna oleh As-Syahid Imam Hassan Al-Bana, maka terlahirlah anak-anaknya yang berjaya:
Wafa :
Adalah anak perempuannya yang paling besar, sekaligus isteri dari seorang daie terkenal yakni Sa’ad Ramadhan Rahimahullah. Saat Al Banna wafat, ia sudah berusia 17 tahun.
Ahmad Saiful Islam:
Seorang advokat sekaligus seksyen Aliansi Advokat Mesir dan mantan anggota parlimen Mesir. Dilahirkan pada tanggal 22 November 1934. Berhasil memperoleh gelaran sarjana di bidang HAM tahun 1956, dan Darul Ulum 1957. Usianya baru 14 tahun, dua bulan, dua puluh hari saat Al Banna wafat.
Dr. Tsana:
Pakar Pengurusan Rumahtangga, mengajar di sejumlah universiti di Saudi Arabia, Ia masih 11 tahun saat Al Banna meninggal.
Ir. Roja’ :
Ketika Al Banna wafat, usianya sekitar lima setengah tahun.
Dr. Halah :
Pakar Perubatan Kanak-Kanak di Universiti Al Azhar. Usianya baru dua tahun lebih saat Al Banna meninggal.
Dr. Istisyhad :
Pakar Ekonomi Islam. Ia masih berupa janin di perut ibunya saat Al Banna menghembuskan nafas terakhirnya. Semula, menurut analisa doktor, ia harus digugurkan dari kandungan mengingatkan kesakitan yang dideritai ibu dan bahaya kehamilan yang boleh mengancam kehidupan ibu. Para doktor telah menetapkannya pada 12 Februari bertepatan dengan hari wafatnya Imam Hasan Al Banna. Tapi Allah SWT berkehendak lain. Istisyhad tetap lahir dengan sihat. Dan kerana rangkaian peristiwa itulah ia dinamakan istisyhad yang berarti memburu mati syahid.
Antara yang telah dipraktikkan oleh As-Syahid Imam Hassan Al-Bana bagi melahirkan perasaan Cinta Di Dalam Rumah.
1. Makan bersama secara berjamaah walau keadaan macamana pun.
2. Tak ada suara keras dalam rumah.
3. Menemani anak-anaknya di waktu bermain dan lapang mereka. Anak yang dapat kesempatan bermain dan bercanda dengan orang tuanya akan hidup dalam suasana menggembirakan, jauh dari sikap kasar dan membesar menjadi sikap yang baik.
4. Mengatur diri dan mendisiplinkan diri.
5. Menjaga proses pelaksanaan rencana itu dalam sebuah map yang berisi seluruh masalah anak yang penting diperhatikan, seperti masalah kesihatan dan masalah kemajuan atau kemunduran pelajaran sekolah.
6. Membawakan bekal anak ke sekolah.
7. Catatan keperluan bulanan rumahtangga.
8. Memberikan cinta sepenuhnya tanpa henti dan berubah, meskipun suatu saat anak mungkin tidak rasa senang dengannya. Hasilnya, anak akan menuruti tanpa harus diperintah.
9. Menyediakan wang harian, mingguan dan bulanan. Pola pendidikan dan pembinaan yang dilakukan di rumah yang mentarbiahkan perbelanjaan.
10.Mengirim “Mata-Mata”.
11. Melatih anak untuk belajar bagaimana mengurus kehidupan, bagaimana menciptakan kejayaan, agar mereka tidak gagal setelah peninggalan kita.
12. Memenuhi masa lapang anak-anak dengan aktiviti yang berfaedah.
13. Menasihati hati anak-anak tidak secara langsung - Sikap memberitahu, dan mengajarnya bagaimana cara mempertimbangkan suatu masalah, bagaimana memandang suatu peristiwa, itu menjadi salah satu pola pendidikan sehingga anak terlatih untuk membuat keputusannya sendiri, bukan kerana suruhan atau tekanan dari pihak lain.
14. Menyemai Cinta Dengan Contoh Langsung - Menuntun tangan anak untuk melakukan sesuatu sekaligus menjelaskan caranya, dengan penuh kecintaan, serta latihan untuk menerapkannya.
15. Membiarkan anak menyemak bacaan Al-Quran sang ayah.
16. Membiarkan anak berinteraksi dengan tetangga sekeliling.
17. Tidak membiarkan nilai-nilai yang telah tertanam dalam diri anak-anak hancur oleh gelombang materialistik atau trend gaya hidup yang tidak sejalan dengan ajaran agama.
18. Menjadikan anak setiausaha peribadi.
19. Pemberian tempat perpustakaan khusus untuk semua anak, yang berisi buku-buku yang diinginkan mereka. Memberikan wang bulanan untuk membeli buku-buku yang diinginkan sendiri oleh anak-anaknya, sesuai kecenderungan mereka.
20. Sangat prihatin dan tidak mahu melihat perasaan anak terluka.
21. Dialog dengan suasana tenang, ungkapan yang dalam, mampu mengembangkan akal anak dan memperluas pengetahuannya, adalah salah satu seni berinteraksi dengan kesalahan anak.
22. Tidak memaksa untuk melakukan sesuatu, tapi mengarahkan anak dengan cara yang tepat.
23. Bersifat lemah lembut (ar rifq) dalam mengelola keluarga
25. Memeluk anak - sebuah pelukan bisa menghantarkan tenaga kuat dalam diri seseorang. Bagi seorang anak, pelukan orang tua merupakan sumber kehangatan yang bisa menggugah perasaan yang paling dalam.
26. Menyedarkan Anak Perempuan Dengan Keperempuanannya
27. Menjaga hubungan yang harmonis dan baik suami isteri.
28. Mewujudkan suasana tafahum, saling mengerti.
29. Menjelaskan sesuatu kesalahan dan memberikan solusinya.
30. Memberi perhatian terperinci terhadap masalah pendidikan anak-anak:
32. Mendorong anak-anaknya untuk cinta membaca.
33. Menyediakan perpustakaan sendiri di rumah.
34. Menumbuhkan keikhlasan dalam dirinya untuk bekerja hanya kerana Allah.
Wafa :
Adalah anak perempuannya yang paling besar, sekaligus isteri dari seorang daie terkenal yakni Sa’ad Ramadhan Rahimahullah. Saat Al Banna wafat, ia sudah berusia 17 tahun.
Ahmad Saiful Islam:
Seorang advokat sekaligus seksyen Aliansi Advokat Mesir dan mantan anggota parlimen Mesir. Dilahirkan pada tanggal 22 November 1934. Berhasil memperoleh gelaran sarjana di bidang HAM tahun 1956, dan Darul Ulum 1957. Usianya baru 14 tahun, dua bulan, dua puluh hari saat Al Banna wafat.
Dr. Tsana:
Pakar Pengurusan Rumahtangga, mengajar di sejumlah universiti di Saudi Arabia, Ia masih 11 tahun saat Al Banna meninggal.
Ir. Roja’ :
Ketika Al Banna wafat, usianya sekitar lima setengah tahun.
Dr. Halah :
Pakar Perubatan Kanak-Kanak di Universiti Al Azhar. Usianya baru dua tahun lebih saat Al Banna meninggal.
Dr. Istisyhad :
Pakar Ekonomi Islam. Ia masih berupa janin di perut ibunya saat Al Banna menghembuskan nafas terakhirnya. Semula, menurut analisa doktor, ia harus digugurkan dari kandungan mengingatkan kesakitan yang dideritai ibu dan bahaya kehamilan yang boleh mengancam kehidupan ibu. Para doktor telah menetapkannya pada 12 Februari bertepatan dengan hari wafatnya Imam Hasan Al Banna. Tapi Allah SWT berkehendak lain. Istisyhad tetap lahir dengan sihat. Dan kerana rangkaian peristiwa itulah ia dinamakan istisyhad yang berarti memburu mati syahid.
Antara yang telah dipraktikkan oleh As-Syahid Imam Hassan Al-Bana bagi melahirkan perasaan Cinta Di Dalam Rumah.
1. Makan bersama secara berjamaah walau keadaan macamana pun.
2. Tak ada suara keras dalam rumah.
3. Menemani anak-anaknya di waktu bermain dan lapang mereka. Anak yang dapat kesempatan bermain dan bercanda dengan orang tuanya akan hidup dalam suasana menggembirakan, jauh dari sikap kasar dan membesar menjadi sikap yang baik.
4. Mengatur diri dan mendisiplinkan diri.
5. Menjaga proses pelaksanaan rencana itu dalam sebuah map yang berisi seluruh masalah anak yang penting diperhatikan, seperti masalah kesihatan dan masalah kemajuan atau kemunduran pelajaran sekolah.
6. Membawakan bekal anak ke sekolah.
7. Catatan keperluan bulanan rumahtangga.
8. Memberikan cinta sepenuhnya tanpa henti dan berubah, meskipun suatu saat anak mungkin tidak rasa senang dengannya. Hasilnya, anak akan menuruti tanpa harus diperintah.
9. Menyediakan wang harian, mingguan dan bulanan. Pola pendidikan dan pembinaan yang dilakukan di rumah yang mentarbiahkan perbelanjaan.
10.Mengirim “Mata-Mata”.
11. Melatih anak untuk belajar bagaimana mengurus kehidupan, bagaimana menciptakan kejayaan, agar mereka tidak gagal setelah peninggalan kita.
12. Memenuhi masa lapang anak-anak dengan aktiviti yang berfaedah.
13. Menasihati hati anak-anak tidak secara langsung - Sikap memberitahu, dan mengajarnya bagaimana cara mempertimbangkan suatu masalah, bagaimana memandang suatu peristiwa, itu menjadi salah satu pola pendidikan sehingga anak terlatih untuk membuat keputusannya sendiri, bukan kerana suruhan atau tekanan dari pihak lain.
14. Menyemai Cinta Dengan Contoh Langsung - Menuntun tangan anak untuk melakukan sesuatu sekaligus menjelaskan caranya, dengan penuh kecintaan, serta latihan untuk menerapkannya.
15. Membiarkan anak menyemak bacaan Al-Quran sang ayah.
16. Membiarkan anak berinteraksi dengan tetangga sekeliling.
17. Tidak membiarkan nilai-nilai yang telah tertanam dalam diri anak-anak hancur oleh gelombang materialistik atau trend gaya hidup yang tidak sejalan dengan ajaran agama.
18. Menjadikan anak setiausaha peribadi.
19. Pemberian tempat perpustakaan khusus untuk semua anak, yang berisi buku-buku yang diinginkan mereka. Memberikan wang bulanan untuk membeli buku-buku yang diinginkan sendiri oleh anak-anaknya, sesuai kecenderungan mereka.
20. Sangat prihatin dan tidak mahu melihat perasaan anak terluka.
21. Dialog dengan suasana tenang, ungkapan yang dalam, mampu mengembangkan akal anak dan memperluas pengetahuannya, adalah salah satu seni berinteraksi dengan kesalahan anak.
22. Tidak memaksa untuk melakukan sesuatu, tapi mengarahkan anak dengan cara yang tepat.
23. Bersifat lemah lembut (ar rifq) dalam mengelola keluarga
- menambah ikatan batin antara anggota keluarga dan memperkuat pertalian keluarga.
- anak-anak menjadi tidak takut untuk berterus terang mengakui kesalahan kepada ayah.
25. Memeluk anak - sebuah pelukan bisa menghantarkan tenaga kuat dalam diri seseorang. Bagi seorang anak, pelukan orang tua merupakan sumber kehangatan yang bisa menggugah perasaan yang paling dalam.
26. Menyedarkan Anak Perempuan Dengan Keperempuanannya
27. Menjaga hubungan yang harmonis dan baik suami isteri.
28. Mewujudkan suasana tafahum, saling mengerti.
29. Menjelaskan sesuatu kesalahan dan memberikan solusinya.
30. Memberi perhatian terperinci terhadap masalah pendidikan anak-anak:
- mempunyai hubungan komunikasi yang baik dengan guru sekolah.
- bersoaljawab tentang pelajaran anak-anak di sekolah.
- membantu menguasai pelajaran.
- memantau sikap dan kondisi anak-anak di sekolah.
31. Menunaikan hak keluarga dengan sangat baik, tidak meremehkan salah satu pun dari anggota keluarga.
32. Mendorong anak-anaknya untuk cinta membaca.
33. Menyediakan perpustakaan sendiri di rumah.
34. Menumbuhkan keikhlasan dalam dirinya untuk bekerja hanya kerana Allah.
Comments