Skip to main content

Senyum Lebih Baik Dari Bercakap…


“Kerana Mulut Badan Binasa” peribahasa Melayu yang selalu mengambarkan bahawasanya mulut ataupun percakapan mungkin menjadi punca kepada pergaduhan atau permusuhan. Oleh yang demikian, jika kita berada dalam situasi ingin menjaga perasaan seseorang walau dalam tidak bersetuju dengan idea yang diketengahkan, kita perlulah senyum. Bukan bermakna kita bersetuju, tetapi memberi perhatian kepadanya mengutarakan pendapatnya, setelah itu, barulah kita menyuarakan pendapat kita dalam keadaan susun kata yang baik dan dalam masa yang sama tidak menyinggung perasaan orang lain.


Rasulullah SAW telah bersabda, Maksudnya:
" Barang siapa percaya dengan Allah dan dengan hari Akhirat, hendaklah dia bercakap baik atau diam."

Rasulullah SAW bersabda


“ Kalau boleh cakap baik, cakaplah kerana Allah, kalau tak boleh, kita diam, diamlah kerana Allah.”



Rasulullah SAW bersabda :


“Pangkal segala perkara adalah agama Islam, tiangnya solat lima waktu dan puncak dari segala perbuatan baik adalah jihad, lalu Rasulullah bertanya lagi ? Mahukah aku tunjukkan kunci pembuka semuanya ? Dia menjawab ? Baik ya Rasulullah. Rasulullah SAW bersabda :’Jagalah ini (mulut/lidah) sambil beliau pegang. Dia bertanya lagi: ‘Ya Rasul, adakah tuntutan bagi perkataanku semuanya ? Rasulullah menjawab : “ Celaka kau, ketahuilah kebanyakan manusia terjerumus ke jurang neraka, akibat ucapan yang keluar dari lidahnya.” (Musnad Imam Ahmad No.21511 / Tirmidzi No. 2616 / Ibnu Majah No. 3973).



Dari Abu Sa’id Al Khudri, Rasulullah SAW bersabda:


“Apabila waktu pagi tiba, anggota tubuh seseorang memberi peringatan kepada mulut atau lidah, katanya: ? Hai mulut, berhati-hatilah kamu dalam menjaga keselamatan kami, sebab selamat atau tidaknya kami tergantung kepadamu, jika engkau selalu lurus maka selamatlah kami, tetapi jika kau menyimpang atau sesat maka kami pun ikut sesat pula.” (Musnad Imam Ahmad No. 11498 / 11908 / Tirmidzii 2407)



Jabir Ibnu Abdullah, Rasulullah SAW bersabda:


Siapa saja yang mencintaiku, maka ia akan duduk denganku di dalam majlis di hari perhitungan nanti, mereka adalah orang yang memiliki perwatakan yang baik (memiliki keperibadian Islam) dan mereka yang membenciku, maka ia akan jauh dari majlisku pada hari perhitungan nanti, mereka adalah at-tatharun, iaitu orang-orang yang banyak bicara (terutama membicarakan sesuatu yang tidak islami) dan mereka ketika berbicara dengan keras (al-mudashadikun- ketika kamu menekankan kata yang membuat pembicaraan menjadi panjang dan diiringi oleh ekspresi wajah) dan mutafayqihun- mereka adalah orang-orang yang tidak terpelajar, tetapi berkata tentang fiqh berdasarkan pemikirannya sendiri (atau memberi fatwa). Sahabat bertanya:‘Kita tahu bahwa mereka banyak bicara, kita tahu tentang mereka yang berbicara keras tetapi apakah mereka adalah orang-orang yang alim ? Rasulullah SAW menjawab: “mereka adalah orang-orang yang sombong dan tidak memiliki ilmu pengetahuan.” (Musnad Imam Ahmad No.17278/Tirmidzi 2018/Sharh muslim XII hal 10)

Comments

Popular posts from this blog

Waspada Pada "4S" dan "5F"

Zionis Yahudi dan sekutunya sejak dahulu kala tak habis-habis dan tak lelah mendangkalkan aqidah dan keimanan seseorang dengan beberapa hal berikut ini. Memasuki era global dan zaman moden seperti saat ini, Umat Islam banyak dihadapkan dengan bermacam t e ntangan, perlawanan dan berbagai bentuk pengaruh yang dilakukan baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi oleh para musuh-musuh Islam. Juga berbagai macam penindasan yang di lakukan oleh orang-orang kafir secara biadab khususnya di daerah-daerah muslim yang majoriti . Namun ironisnya berbagai macam t e ntangan dan ancaman tersebut belum sepenuhnya mampu meny e darkan umat Islam untuk bangkit dari sebuah kepedulian, bahkan banyak di antara umat Islam melihat sebuah ke za liman dan penindasan yang dilakukan oleh orang-orang kafir dengan perasaan dingin. Benarkah nurani umat islam sudah banyak yang mati karena banyaknya pengaruh budaya yang diterap o leh orang-orang kafir? Wahai saudara-saudaraku bangunlah k era na di depan ...

Media Fasik...

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”[Al Hujuraat:6] Ayat di atas menjelaskan satu kejadian di zaman Nabi. Ketika itu Al Harits menghadap Nabi. Dan Nabi mengajaknya masuk ke dalam Islam. Al Harits pun bersyahadah masuk ke dalam Islam. Nabi mengajaknya untuk membayar zakat. Al Harits menyanggupinya dan berkata: “Ya Rasulullah, aku akan pulang kepada kaumku dan mengajak mereka masuk Islam dan membayar zakat. Aku akan mengumpulkan zakatnya. Jika telah tiba waktunya, kirimlah utusan untuk mengambil zakat.” Akhirnya Nabi mengutus Al Walid bin ‘Uqbah untuk mengambil zakat pada Al Harits. Namun sebelum sampai di tempat, Al Walid takut dan akhirnya pulang dan memberi laporan palsu pada Nabi. Katanya Al Harits tidak mau membayar zakat bahkan mengancam akan membunuhnya. K...

PERANAN IBUBAPA DALAM MENDIDIK ANAK-ANAK

“Apabila meninggal dunia seseorang anak Adam, maka terputuslah semua amalannya kecuali tiga perkara iaitu: Sedekah jariah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak soleh yang sentiasa mendoakan kedua-dua ibu bapanya”. (Hadis Riwayat al-Bukhari) Betapa beruntungnya kedua-dua ibu bapa yang mempunyai anak-anak soleh yang dapat membahagiakan hidup mereka, bukan sahaja di dunia bahkan di akhirat juga. Doa daripada anak-anak yang soleh tetap tidak terputus kepada ibu dan bapa mereka sekalipun kedua-duanya telah meninggal dunia. Tiada simpanan yang paling berharga dan kekayaan yang paling mahal nilainya untuk kehidupan dunia dan akhirat jika dibandingkan dengan anak soleh, apalagi jika dilengkapi dengan pendidikan dan didikan yang betul dan lengkap berlandaskan Islam. Terdapat empat kaedah asas untuk mendidik anak iaitu : 1- Didikan dengan menunjukkan contoh teladan Didikan dengan menunjukkan contoh teladan adalah antara cara yang paling berkesan untuk membentuk peribadi anak-anak dari segi akhlak, ...